Published on

Cara TikTok Shop Habisi Bisnis Ecommerce

Cara TikTok Shop Habisi Bisnis Ecommerce

[Music] [Music]

Hingga tahun 2021, bisnis e-commerce di Indonesia didominasi oleh tiga pemain utama, yaitu Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Berdasarkan survei IPSOS Indonesia, Shopee adalah yang paling dominan, menjadi top of mind e-commerce dan paling banyak digunakan, sehingga jumlah nilai transaksinya pun paling besar, diikuti oleh Tokopedia dan Lazada. Di bawah mereka ada Blibli, JD.ID, dan lain-lain, kemudian ada pemain konvensional seperti Matahari yang juga mencoba peruntungan mereka.

Banyaknya pemain yang terjun ke bisnis e-commerce ini tidak mengherankan karena nilai transaksinya yang sangat besar, mencapai 108,54 Triliun Rupiah hanya dalam satu kuartal di awal tahun 2022, tumbuh 23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, jumlah konsumen juga terus bertambah. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat ada tambahan 21 juta konsumen baru dari Maret 2020 hingga semester pertama 2021. Namun, meskipun e-commerce berkembang pesat, para pemain juga menghadapi beberapa tantangan, termasuk aliran dana dari investor yang mulai melambat serta model bisnis yang tidak berkelanjutan. Strategi bakar uang awalnya diandalkan untuk menarik lebih banyak pengguna, namun seiring waktu, banyak yang dipaksa mengenakan biaya berlangganan aplikasi demi mendapatkan dana tambahan.

Lalu, bagaimana dengan fenomena TikTok Shop? Apa itu live commerce dan bagaimana bedanya dengan e-commerce dan social commerce? Dan strategi apa yang dipakai TikTok untuk bersaing dengan e-commerce yang sudah ada?

E-commerce, Social Commerce, dan Live Commerce

Pertama-tama, mari kita pahami perbedaannya. E-commerce adalah platform jual beli online yang berdiri sendiri, berbeda dengan social commerce yang menggabungkan media sosial dengan fitur marketplace. Contohnya adalah Facebook Shop, Twitter Shop, Instagram Marketplace, dan Pinterest yang menambahkan fitur daftar belanja. Social commerce berkembang pesat karena pengguna media sosial sering membeli dan menjual barang melalui akun mereka. Pengguna dominannya, milenial dan generasi Z, menjadikan social commerce semakin kuat.

Live commerce atau live shopping adalah fenomena baru yang dipelopori oleh Lazada, diikuti oleh Shopee dan Tokopedia, dan kini TikTok turut serta dengan TikTok Shop. Fenomena ini memungkinkan penjual mempromosikan produk mereka secara langsung, memungkinkan pembeli melihat barang dengan jelas dan berinteraksi langsung dengan penjual. Riset menunjukkan bahwa live shopping meningkat pesat selama pandemi, dengan 69% konsumen di Asia Tenggara mengakses live shopping dan 66% dari mereka membeli produk melalui live streaming.

Mengapa TikTok Memasuki Bisnis E-commerce

Ada beberapa alasan mengapa TikTok memasuki bisnis e-commerce:

  1. Potensi Besar Pasar E-commerce: Pertumbuhan nilai e-commerce di Indonesia mencapai 78%, tertinggi di dunia, didukung oleh perilaku konsumen yang semakin mobile-friendly, jumlah milenial dan generasi Z yang terus bertambah, serta dukungan pemerintah yang kuat.

  2. Pengguna TikTok yang Banyak: Hingga kuartal kedua 2022, pengguna aktif bulanan TikTok di seluruh dunia mencapai 1,46 miliar, dengan Indonesia di posisi kedua setelah Amerika Serikat. Pengguna terbesar TikTok adalah anak muda yang merupakan kelompok dominan dalam demografi konsumen di Indonesia.

  3. Perilaku Belanja Pengguna TikTok: Hasil survei 2020 menunjukkan dua pertiga dari pengguna TikTok termotivasi untuk berbelanja dari rumah. Mereka lebih percaya rekomendasi dari kreator daripada dari produsen, dan konten TikTok yang menampilkan produk secara nyata menjadi faktor pendorong.

Strategi TikTok dalam E-commerce

Sejak 2021, ByteDance, perusahaan induk TikTok, agresif mengembangkan bisnis e-commerce mereka, terutama di Asia Tenggara yang pertumbuhan transaksinya sangat cepat. Mereka meluncurkan TikTok Shop Seller University sebagai situs edukasi tentang penjualan online, berkolaborasi dengan Shopee dan Walmart, bahkan menawarkan ongkos kirim gratis serta biaya transaksi rendah.

Nilai transaksi e-commerce TikTok melonjak 4 kali lipat sepanjang 2022, dengan nilai barang yang dibeli lebih dari 68 Triliun Rupiah. Di Indonesia, TikTok mengalahkan Facebook Shop dan Instagram Shop, dengan 45% orang Indonesia pernah digunakan TikTok Shop untuk berbelanja.

Meskipun begitu, TikTok masih menghadapi beberapa tantangan seperti administrasi yang kurang kompetitif dan kurang efektif di beberapa negara seperti Inggris. Namun, kehadiran TikTok di dunia e-commerce membuat kompetitornya waspada, terutama dengan fitur TikTok yang mampu mengumpulkan traffic pengguna dalam platform yang lebih besar.

Kesimpulan

Kehadiran TikTok Shop memang belum mampu membalikkan dominasi Shopee, Lazada, atau Tokopedia. Namun, hal ini bisa terjadi jika TikTok mampu memanfaatkan keunggulan algoritma, traffic pengguna, serta fitur-fitur uniknya. Persaingan e-commerce di masa mendatang akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana TikTok berhasil memanfaatkan posisinya sebagai live commerce.

[Music]

Keywords

  • TikTok Shop
  • E-commerce
  • Social Commerce
  • Live Commerce
  • Shopee
  • Lazada
  • Tokopedia
  • ByteDance
  • Asia Tenggara
  • Live shopping
  • Gen Z
  • Influencers
  • Marketplace
  • Mobile-friendly

FAQ

  1. Apa itu TikTok Shop?

    • TikTok Shop adalah fitur dari TikTok yang memungkinkan pengguna menjual dan membeli barang melalui live streaming dan marketplace di dalam aplikasi TikTok.
  2. Bagaimana TikTok Shop berbeda dari e-commerce lainnya?

    • TikTok Shop mengkombinasikan elemen live commerce yang memungkinkan interaksi langsung antara penjual dan pembeli, berbeda dari e-commerce konvensional yang lebih statis.
  3. Mengapa TikTok Shop populer di Indonesia?

    • TikTok Shop populer di Indonesia karena pengguna TikTok di Indonesia sangat banyak, mayoritas adalah anak muda yang dominan dalam demografi konsumen.
  4. Apa tantangan utama yang dihadapi TikTok Shop?

    • Tantangan utama termasuk efektivitas di pasar tertentu seperti Inggris dan administrasi biaya yang kurang kompetitif dibandingkan kompetitor.
  5. Apa alasan TikTok memasuki bisnis e-commerce?

    • Alasan utama termasuk potensi besar pasar e-commerce, basis pengguna TikTok yang banyak, dan perilaku belanja pengguna yang termotivasi untuk melakukan pembelian dari rumah melalui rekomendasi kreator.
  6. Bagaimana TikTok Shop mempengaruhi e-commerce di Indonesia?

    • TikTok Shop membuat perusahaan e-commerce waspada dan memaksa mereka untuk berinovasi lebih cepat untuk bersaing dalam menyediakan fitur live shopping dan interaksi real-time yang serupa.